Beberapa minggu
terakhir, menonton bola menjadi kegiatan wajib seluruh umat manusia di dunia.
Tak terkecuali di Indonesia, bagaimana para pengunjung sebuah cafe meminta
pengelola cafe untuk memindahkan tayangan Debat Capres yang belum usai ke
tayangan pertandingan Piala Dunia adalah sebuah bukti nyata bahwa pertandingan
sepak bola antar negara-negara orang lain lebih menarik ketimbang perdebatan para
calon pemimpin negara sendiri.
Masuk akal memang,
sama masuk akalnya dengan memilih untuk menonton hanya saat pertandingannya
saja dan mengacuhkan tayangan sesaat dan setelah pertandingan, seperti obrolan
presenter dengan komentator, kuis dan hal lainnya.
Ada beberapa momen
pada siaran Piala Dunia di TV lokal yang sebaiknya tidak usah ditayangkan atau
dengan kata lain menyebalkan untuk ditonton. Diantaranya adalah berikut ini:
Kehadiran
Bintang Tamu
Saya kesulitan
untuk memahami apa motivasi menghadirkan artis yang sebenarnya dalam keseharian
sang artis jauh dari yang namanya sepak bola. Ditengah obrolan seru dengan
komentator mengenai analisis pertandingan dan prediksi strategi yang akan
diterapkan, tiba-tiba presenter memindahkan pandangannya kepada sang artis lalu
bertanya..
“Wah kali ini Anda memakai jersey Jerman nih,
memang Anda mendukung tim mana?”
Anda
layak mendapat penghargaan nobel atas pertanyaan ini.
“Saya dukung Jerman dong!”
“Oh gitu? Kenapa dukung Jerman?”
Ekspresi
kagetnya natural sekali.
“Karena saya kan
blasteran Indo-Jerman, jadi ya saya dukung Jerman. Ibu saya sebenarnya orang
sunda, tapi ayah saya Jerman. Beberapa saudara juga ada yang tinggal di Jerman,
sepupu juga ada yang kuliah di sana, saya juga dulu sempat sekolah di Jerman,
tapi karena saya cinta Indonesia makanya saya pulang ke sini.”
*PERTANDINGAN
MEMASUKI PERPANJANGAN WAKTU!*
Artis yang
dihadirkan memang sering kali seorang wanita dan cantik, mungkin supaya
penonton tetap segar dan melek karena pertandingan berlangsung dini hari. Kalau
memang itu tujuannya, ya jangan disuruh ngomong dong. Suruh diam saja di tengah
sambil sesekali ngibasin rambutnya. Cukup.
Kuis
Biasanya terjadi
setalah selesai pertandingan babak pertama. Memang benar, kuis adalah napasnya
stasiun TV karena dari sanalah beberapa perusahaan mengiklankan produknya
sebagai pemasukan untuk stasiun TV tersebut.
Tapi konsepnya yang bagus dong. Kemas secara enak sehingga penonton
tidak terganggu. Bisa dimulai dari pemilihan password, kalau biasanya password
itu berhubungan dengan produk yang mempersembahkan kuisnya, coba bikin password
yang unik, misalnya:
“Hallo selamat
pagi! Passwordnya?”
“Cikulumbaba
cikulumbaba tumplak tingkleng tumpak tingkleng dom bret!”
Untuk hal-hal semacam ini diusahakan
presenternya harus yang kompeten, misalnya.. Sule.
Beberapa pertanyaannya pun terkesan ditujukan
untuk bocah SD karena saking gampangnya..
“Siap ya, pertanyaannya adalah ‘Berasal dari
tim nasional manakah kiper Spanyol Iker Casillas?”
Sorry,sorry..itu
yang bikin pertanyaan siapa ya? Pengen gue bunuh!
Kenapa tidak
mencoba membuat pertanyaan yang membutuhkan pemikiran tinggi, jadi baik
penelpon kuis maupun penonton lainnya bisa tertantang untuk menjawab. Misalnya
pertanyaan seperti ini:
“Iker Casillas
adalah penjaga gawang asal Spanyol, dia lahir dan berkembang di Spanyol,
siapakah Bidan asal Spanyol yang berkontibusi saat kelahirannya?”
Liputan
di Lokasi Nobar
Selain kuis, saat
jeda pertandingan juga ada liputan dari lokasi nonton bareng. Biasanya saat
kamara mulai menyoroti mereka yang hadir, seketika mereka langsung heboh.
Teriak-teriak nama tim kesayangan mereka disertai gerakan tubuh yang gak jelas, yang
lebih menyerupai orang kerasukan setan.
Begitu juga saat
presenter berada dalam kerumunan nonton bareng, sambil berbicara ke arah
kamera, dari belakang sang presenter tampak ada orang-orang melambai ke kamera
seolah ingin memberi kode kepada siapapun yang mengenal dirinya bahwa pada saat
itu ia sedang masuk televisi.
Agenda wajib sang
presenter pada momen itu adalah mewawancara masing-masing satu orang pendukung
dari tim yang sedang bermain, diutamakan adalah mereka yang beratribut lengkap.
Lalu setelah menanyakan nama, pertanyaan baku lainnya pun dilontarkan..
“Bagaimana perasaan
Anda melihat tim anda untuk sementara unggul?
Lagi-lagi, penghargaan nobel layak didapatkan.
Sementara untuk
pendukung tim yang tertinggal, pertanyaannya agak sedikit diubah..
“Apakah Anda masih
yakin di babak kedua tim anda akan membalikan keadaan?”
Kebanyakan dari mereka akan menjawab dengan jawaban yang tidak realistis, mereka selalu yakin bahwa timnya
akan mampu membalas ketertinggalan.
Kalau saya yang
ditanya, saya akan jawab serealistis mungkin..
“Saya gak yakin
Mbak. Soalnya tim saya tampil jelek banget. Saya sedih melihat kenyataan ini Mbak.
Saya gak kuat lagi menahan air mata saya, sepertinya saya butuh bahu Mbak untuk
bersandar..”
Paling males diselipin iklan kubu Prahara kalau di TV One Memang Beda :(
BalasHapusUntung gak muncul garuda merah di tengah lapang ya?
Hapuswahahaha postingannya keren. btw itu foto nya pemain di drama gumiho ya? *salah fokus*
BalasHapusTerima kasih!
HapusNah gatau deh, dapet dari Google sih. haha
Bener tuh pertanyaan kuisnya gampang banget... Anak TK aja bisa jawab. Gue jadi kesel sendiri kalo si penelponnya mikir dulu buat jawab. -_-
BalasHapusKalo Piala dunia tahun ini untung gue nontonnya di VIVA+ haha.. Walaupun Pake TV kabel tapi ada siaran berbayarnya. Kalo di VIVA+ terhindar dari artis2 pemanis dan kuis anak TK. :D
Tapi gak separah Kuis Kebangsaan-nya Hary Tanoe lah ya. "Istana Maimun!" Hahaha!
HapusDi Viva+ gak ada iklan ARB kan?
pertanyaan-pertanyaan yang di atas pantesnya gausah dijawab haahahaa kasih tampang mau bunuh aja langsung diem :D
BalasHapusPerlu bawa golok gak?
Hapus