Jumat, 23 Mei 2014

Perbandingan UI dan Gundar Berdasarkan Hal Gak Penting

Ya jelas lah, UI lebih bagus daripada Gundar.

Oke, tapi berdasarkan apa dulu? Webometrics, 4icu, atau Akreditasi?

Gue akan membandingkan Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma berdasarkan hal gak penting dan yang pasti hal tersebut bukan salah satu parameter yang ditetapkan lembaga mana pun dalam megurutkan universitas terbaik. Dari hal-hal yang gue amati tersebut semuanya dimenangkan oleh Universitas Indonesia. Ya jelas lah ya.
Apa sajakah itu?

Kemacetan Menuju Kampus
Di Jakarta sering terjadi kemacetan. Gue ralat, di Jakarta selalu terjadi kemacetan (kecuali hari lebaran). Lain halnya dengan wilayah timur Indonesia, mungkin jarang sekali terjadi kemacetan di sana. Situasi tersebut gue jadikan analogi untuk membandingkan UI dan Gundar. Jl. Raya Margonda adalah jalan utama kota Depok, juga akses menuju dua kampus itu. Coba lo jalan (jalan kaki, naek motor/mobil/delman, terserah lo deh) melalui jalan Margonda ke arah Jakarta di pagi hari. Jalan tersebut akan mengantarkan elo pada dua cabang jalan, yang kanan menuju kampus UI, yang kiri menuju kampus Gunadarma (Kelapa Dua). Seperti gambar di bawah ini:


Masih belum bisa membedakan arah mana yang lebih macet?


Terlihat jelas, jalan menuju kampus mana yang lebih macet bukan?

Jawaban Ketika ditanya “Kampusnya yang mana sih?”
Oke, pertanyaan ini nggak akan kita temui ketika ngomongin UI. Misal, ada anak UI dan non-UI lagi ngomongin kampus mereka. Si non-UI nanya “Men, lo sekarang kuliah dimana sih?”, bukan gaul, hanya saja namanya ternyata Emen. Si Emen jawab “Gue kuliah di UI”. Sampai pada titik itu, gak akan muncul pertanyaan “UI yang mana sih?”, karena faktanya adalah semua tau UI. Bahkan nenek sama kakek gue aja (kayaknya) tau UI, jadi kalo gue dulu masuk UI, gak bakal sesusah ngejelasin saat gue masuk Gunadarma.

Saat menjelaskan Gunadarma ke keluarga gue, gue membutuhkan setidaknya 10 slide presentasi waktu itu (oke ini lebay). Beruntunglah Gunadarma karena tetanggan dengan UI, jadi ketika ditanya “Gundar yang mana sih?” jawaban yang paling bijak adalah “Itu lho yang deket UI”. Kelar sudah penjelasannya.  Tapi kebalikannya gak akan terjadi, ketika ditanya “UI yang mana sih?” gue pastikan gak akan ada yang menjawab “Itu lho yang deket Gundar”. Lah, pertanyaan “UI yang mana sih?” aja mustahil ada, kalo pun ada ya jelas “Itu lho yang deket Gundar” gak akan menjadi pilihan.

Tagline sebuah apartemen baru di Margonda
Di jalan Margonda ada beberapa apartemen baru dan juga yang masih dalam pembangunan. Ada satu apartemen yang menarik perhatian gue, karena tagline-nya.


Di apartemen baru itu tertulis “Selangkah Menuju UI”, padahal selain dekat dengan UI, gak jauh dari apartemen itu juga ada kampus Gunadarma. Kenapa gak “Selangkah Menuju Gundar”? kedengerannya aja gak enak ya. Nama Gundar jelas tidak menjual. Kalo pun ada apartemen dengan tagline “Selangkah Menuju Gundar“, gue sarankan pembuat tagline itu untuk memeriksakan kejiwaannya. Siapa yang mau beli?

Alamat Kampus
Gunadarma memiliki banyak sekali gedung kampus, dan semuanya terpisah. Di Kalimalang, Depok, Salemba adalah diantaranya. Di Depok pun ada dua titik, di Jl. Margonda dan di Kelapa Dua. Di Kelapa Dua pun ada kampus H, D, dan G, yang tiap kampus dipisahkan oleh Lawson, McD, warkop dan warteg. Ribet ya? Tapi fokus gue terletak pada 3 kampus yang berada di Kelapa Dua, sengaja gue belum sebut nama jalannya karena namanya epic, menurut gue. Nama jalannya adalah ini:


Kampus Gunadarma terletak di Jalan Akses UI! Segitu bangganya kah Gundar sampai memakai nama "UI" untuk nama jalannya?! Padahal gue rasa, di UI gak ada nama Jalan Akses Gundar. Gak ada!

Nama Stasiun (ide dari anonim di kolom komentar)
Kalo lo adalah pengguna commuter line, lo akan familiar dengan dua stasiun yang merupakan nama dari sebuah kampus.

dan

Pemberian nama tersebut setau gue adalah karena stasiun itu berdekatan dengan masing-masing kampus. Kalo lo naik commuter line rute Jakarta Kota - Bogor, lo akan melewati 3 stasiun ini secara urut:


Dan for your information, bahwa di belakang Stasiun Pondok Cina itu terdapat sebuah kampus, Kampus Gunadarma! Lalu kenapa namanya bukan Stasiun Gunadarma?! Ternyata dengan Universitas Pancasila saja nama Gunadarma kalah menjual ya.

Padahal gue dan mahasiswa Gunadarma lainnya ingin nama kampus kami setidaknya dikenal oleh orang-orang yang menggunakan commuter line. Tapi sepertinya keinginan kami untuk mengganti nama Stasiun Pondok Cina menjadi Stasiun Gunadarma sangat sulit terwujud, apalagi setelah keputusan Presiden ini:


Jadi kita tinggal menunggu waktu aja Stasiun Pondok Cina berganti nama menjadi Stasiun Pondok Tionghoa.

33 komentar:

  1. Keren, niat dan lucu. Keep writing and it will be amazing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih udah baca dan komentar, Anonim. :)
      Pasti anak UI ya, eh Gundar deh, apa BSI?

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Jl. Akses UI Depok.
    Well, that escalated quickly.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes! <-- jawaban paling aman kalo pake bahasa ingggris. :D
      Asik dibaca Bang Ton.

      Hapus
  3. Dan kenapa gunadarma ga punya nama di stasiun UI dan UP aja punya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah gue sama temen-temen lagi ngajuin pergantian nama Stasiun Pondok Cina jadi Stasiun Gunadarma. Eh malah mau diubah jadi Stasiun Pondok Tionghoa.

      Hapus
    2. Wkwkw. Ini semua gara2 kata "Cina" itu dianggap rasis..

      Hapus
  4. Wah,, kayanya tulisan ini dibuat dari hati banget..
    Hemm, dulu pernah di IPB nih?
    Sekilas liat (koneksi cacat) judul artikel yang ada IPBnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menulis kan emang dari hati yang dieksekusi lewat senuhan jari. :D
      Ya, gue alumni IPB, tapi gak dapet ijazah. :(

      Hapus
  5. lucu bang..
    tapi dengan lu nulis artikel ini setidaknya gue jadi tau sama Universitas Gundar :)

    Satu langkah menjadi popular ..
    btw, follback blog gue ya ==>
    nafarinm.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Sumpah, artikel ini kreatif banget!!
    Selangkah menuju UI :)) Kocak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih!
      Tapi artikel gue belum pernah dimuat di media lain kayak sapiperjaka sih. :))

      Hapus
  7. hahaha sumpah ini kreatif banget :D sampe sebegitu niatnya nulis kayak beginian :))
    bagus kak, keep writing x))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih!
      Tapi gak usah pake sumpah-sumpah ah, cukup Farhat Abbas aja. :)) anyway, thanks udah baca.

      Hapus
  8. keren bro ini,keep blogging ya
    cie tugas sopskill cie

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hah, masa softskill nulis artikel begini? yang bener aja.

      Hapus
  9. Hahaha artikelnya kocak :)) kebetulan aku daftar ptn di UI dan pts di gundar tahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah semoga artikel ini bisa jadi pegangan buat nentuin pilihannya, ya. Haha!

      Btw, jadinya masuk mana nih? (telat bgt balas komen ini)

      Hapus
  10. Wahahahahaha, keren sob! Cepet diajuin coba pergantian nama dari Stasiun Pondok Cina jadi Stasiun Gunadarma-nya. Nanti keduluan jadi diganti Stasiun Univ. Indonesia part 2 loh... (?)

    *melipir*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha sial kalah 2 kali kalo gitu gue..
      Biar adil stasiun UI ganti jadi stasiun kober aja deh.

      makasih bro!

      Hapus
  11. HAHA Kocak bang Gusur aja Stasiunya wkwk,kalo gak pindah Gundar Karawaci Bang x_"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karawaci masih Gundar juga? buat apaaaa..

      Hapus
  12. hahahah kan USU (universitas sebelah UI) wkw ga didepok ga di salemba

    BalasHapus
  13. setuju gan..saya juga bingung kalo alumni UI ditanya kuliah dimana dulu? jawabnya selalu hightone mengucapkan "UI", beda dengan alumni ITB selalu menjawab "Bandung" atau alumni UGM selalu menjawab "Jogja", tapi saya terkejut ketika bertanya kepada Wahyu Seto Adji alumni UI Lingustik yg kini jadi reporter di MNC Media group ketika ditanya kuliah dimana dulu? Seto jawab di Depok, saya pikir di Gundar, Seto satu2nya alumni UI yg ga HighTone menjawab almamaternya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak heran banyak orang jaman dulu yang pendidikannya tinggi sehingga bangga dengan almamater., tetapi gak terlalu mendidik anak dengan niat... ya ngedidik hanya sebagai terpelajar... padahal kan jadi orang ga terpelajar aja ( orangtua gw begitu )

      Hapus
  14. Hahaha lucu bang tulisan lu. Gue sebagai Anak Gunadarma Semakin miris.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan gitu ah, harus bangga gimana pun juga. Tapi apa ga seharusnya Gundar yg bangga punya kita ya?

      Hapus
  15. hahaha bang jangan gitulah, saya baru mau daftar gundar jadi mikir2 lagi nih 😂

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.