Kamis, 06 Februari 2014

Arena Baru Komika: Comic 8

Baiklah. Pertama kalinya di blog ini gue menulis sebuah review film. Pola penulisannya gimana sih?

Ah bebasin aja ya, karena yang pertama akan selalu gak sempurna, semoga kedepannya agak mendingan.

Oke deh, kita mulai..


Comic 8. Dari judulnya jelas banget, kalo pemeran utama di film ini adalah 8 orang komika; Mongol, Mudy, Ernest, Kemal, Arie, Babe, Bintang dan Fico (dengan catatan fico cukup dihitung satu). Ekspektasi gue terhadap film ini akan ada bit-bit standup yang diselipkan. Dan itu terbukti bahkan sejak awal film. Ketika ke-8 komika yang berperan sebagai perampok bank menyandera Indro, Nirina dan Pandji, lalu masing-masing dari mereka menyampaikan permintaannya dalam bentuk oneliner (joke yang terdiri dari satu/dua kalimat).


Ernest - “Saya minta kantor DPR dipindahkan ke Mangga Dua! Dan satu lagi, kalo bisa mangganya ditambah satu. Dari dulu dua mulu.”

Layaknya dalam standup comedy, opening film ini dibuat lucu. Walaupun gue kebingungan mencocokkan adegan pembuka ini dengan keseluruhan cerita dan di adegan selanjutnya ternyata bit yang sama diulang lagi, karena gue udah tau jadi gak ketawa sekencang di awal. Sayang banget. Tapi first impression film ini bikin gue yakin kelanjutan ceritanya akan lebih kocak.

Gue gak akan ngomongin jalan ceritanya, mending tonton aja ya!

Pemilihan pemainnya terbilang tepat. Kedelapannya punya ciri khas yang berbeda-beda dan itulah yang bikin kocak. Terutama Babe dengan goyang striptisnya dan Arie dengan logat timurnya. Gue ketawa kenceng pas adegan Babe ngaku-ngaku jadi pengisi acara sambil joget-joget di pohon dan ketika Arie mau nembak Candil tapi gak jadi-jadi. Anjing, itu ngehek banget!

Standup itu identik dengan keresahan dan di film ini pun gue menemukan itu. Kritik sosial, sindiran disisipkan dengan jeli. Gue pengen tepuk tangan saat Arie Kriting menyinggung koruptor. Keren banget. Lalu ketika Nirina Zubir memarahi Boy William yang nyerocos ngomong pake bahas inggris, padahal lagi di Indonesia. Itu relate banget sama kehidupan sehari-hari. Sambil mengikuti jalan filmnya, gue tertawa dan mikir secara bersamaan. Ternyata memang itu niat dari sang sutradara Anggy Umbara, cerita filmnya tentang perampokan, sama halnya negera ini, kita sedang dirampok tapi sebenarnya “siapa yang merampok kita?!” Relate banget sih sama filmnya. Jadi meskipun katanya dua film terdahulu Anggy itu kurang bagus, dengan hadirnya Comic 8 ini, gue akan tunggu film-film Anggy berikutnya!

Yang jangan dilupakan adalah penulis ceritanya. Story line  memang Anggy yang buat. Tapi cerita dari adegan ke adegan berikutnya sang kakak, Fajar Umbara lah perannya. Setau gue Fajar ini ngikutin perkembangan standup comedy. Salut lah, dia bisa menonjolkan kelebihan dari tiap komika jadi sebuah film yang gokil. Eh, ngomong-ngomong soal ‘menonjol’, gue jadi inget ini:


Susah kayaknya mereview comic 8 dengan tanpa membahas dia. Pas adegan tembak-tembakan dadanya ikutan bergetar. Tapi kehadiran Nikita Mirzani dan Kiki Fatmala itu bagus sih menurut gue. Biar sutradara lokal yang biasa bikin film horor-semi-porno itu liat kalo toket itu bisa masuk di film berkualitas juga.

Jelas, kemunculan cameo kayak Kiki Fatmala, Nirina Zubir, Ence Bagus, Candil, Pandji, Cak Lontong, Agus Kuncoro, Joe P Procect, Laila Sari, Ge Pamungkas (kecuali Agung Hercules) itu sangat melengkapi, bukan hanya menghiasi poster film saja. Entah kenapa di film itu gue membandingkan antara Nikita Mirzani, Kiki Fatmala dan Nirina Zubir. Mungkin karena hanya mereka cewek yang terlibat. Dan Nirina Zubir terlihat cantik banget!


Intinya, Comic 8 adalah film komedi yang fresh. Kalo film Raditya Dika mungkin hanya memuat bagian kecil dari filmnya dengan unsur standup comedy. Kalo Comic 8 justru porosnya ada pada para comic. Dulu standup di Indonesia dianggap sebatas tren. Tapi gue liat sekarang berkat standup para komika mulai merambah ke arena lain, penyiar radio, presenter, pemain film. Kini, ini bukan lagi tren, bisa jadi alternatif hiburan ditengah acara TV yang gitu-gitu aja. Viva La Komtung!


Btw, sekulanya sudah keluar dan gue juga udah nulis reviewnya di sini.

0 Komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.