Baiklah. Pertama kalinya di blog
ini gue menulis sebuah review film. Pola penulisannya gimana sih?
Ah bebasin aja ya, karena yang pertama akan selalu gak sempurna, semoga kedepannya agak mendingan.
Oke deh, kita mulai..
Oke deh, kita mulai..
Comic 8. Dari judulnya jelas
banget, kalo pemeran utama di film ini adalah 8 orang komika; Mongol, Mudy, Ernest,
Kemal, Arie, Babe, Bintang dan Fico (dengan catatan fico cukup dihitung satu).
Ekspektasi gue terhadap film ini akan ada bit-bit standup yang diselipkan. Dan
itu terbukti bahkan sejak awal film. Ketika ke-8 komika yang berperan sebagai
perampok bank menyandera Indro, Nirina dan Pandji, lalu masing-masing dari
mereka menyampaikan permintaannya dalam bentuk oneliner (joke yang terdiri dari satu/dua kalimat).
Ernest - “Saya minta kantor DPR dipindahkan ke Mangga Dua! Dan satu lagi, kalo bisa mangganya ditambah satu. Dari dulu dua mulu.”
Layaknya dalam standup comedy,
opening film ini dibuat lucu. Walaupun gue kebingungan mencocokkan adegan
pembuka ini dengan keseluruhan cerita dan di adegan selanjutnya ternyata bit yang
sama diulang lagi, karena gue udah tau jadi gak ketawa sekencang di awal. Sayang banget. Tapi first impression film ini bikin gue
yakin kelanjutan ceritanya akan lebih kocak.
Gue gak akan ngomongin jalan ceritanya,
mending tonton aja ya!
Pemilihan pemainnya terbilang tepat. Kedelapannya punya ciri khas yang berbeda-beda dan itulah yang bikin
kocak. Terutama Babe dengan goyang striptisnya dan Arie dengan logat timurnya.
Gue ketawa kenceng pas adegan Babe ngaku-ngaku jadi pengisi acara sambil
joget-joget di pohon dan ketika Arie mau nembak Candil tapi gak jadi-jadi. Anjing, itu ngehek banget!
Standup itu identik dengan
keresahan dan di film ini pun gue menemukan itu. Kritik sosial, sindiran
disisipkan dengan jeli. Gue pengen tepuk tangan saat Arie Kriting menyinggung
koruptor. Keren banget. Lalu ketika Nirina Zubir memarahi Boy William yang
nyerocos ngomong pake bahas inggris, padahal lagi di Indonesia. Itu relate banget sama kehidupan sehari-hari.
Sambil mengikuti jalan filmnya, gue tertawa dan mikir secara bersamaan.
Ternyata memang itu niat dari sang sutradara Anggy Umbara, cerita filmnya tentang
perampokan, sama halnya negera ini, kita sedang dirampok tapi sebenarnya “siapa
yang merampok kita?!” Relate banget
sih sama filmnya. Jadi meskipun katanya dua film terdahulu Anggy itu kurang
bagus, dengan hadirnya Comic 8 ini, gue akan tunggu film-film Anggy berikutnya!
Yang jangan dilupakan adalah
penulis ceritanya. Story line memang Anggy yang buat. Tapi cerita dari
adegan ke adegan berikutnya sang kakak, Fajar Umbara lah perannya. Setau gue Fajar
ini ngikutin perkembangan standup comedy. Salut lah, dia bisa menonjolkan
kelebihan dari tiap komika jadi sebuah film yang gokil. Eh, ngomong-ngomong
soal ‘menonjol’, gue jadi inget ini:
Susah kayaknya mereview comic 8 dengan tanpa membahas dia. Pas adegan tembak-tembakan
dadanya ikutan bergetar. Tapi kehadiran Nikita Mirzani dan
Kiki Fatmala itu bagus sih menurut gue. Biar sutradara lokal yang biasa bikin
film horor-semi-porno itu liat kalo toket
itu bisa masuk di film berkualitas juga.
Jelas, kemunculan cameo
kayak Kiki Fatmala, Nirina Zubir, Ence Bagus, Candil, Pandji, Cak Lontong, Agus
Kuncoro, Joe P Procect, Laila Sari, Ge Pamungkas (kecuali Agung Hercules) itu
sangat melengkapi, bukan hanya menghiasi poster film saja. Entah kenapa di film
itu gue membandingkan antara Nikita Mirzani, Kiki Fatmala dan Nirina Zubir. Mungkin
karena hanya mereka cewek yang terlibat. Dan Nirina Zubir terlihat cantik
banget!
0 Komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.