Sebelum tulisan ini dipublish, gue udah menduga kalo beberapa orang akan mengira bahwa gue cuman sebatas ikut-ikutan Pandji Pragiwaksono. Dan dugaan gue terbukti. Tapi sayang, itu salah. Karena bukan hanya Pandji, tapi juga Rene Suhardono dan Edward Suhadi. Gak tau mereka itu siapa? Tapi tau siapa itu Farhat Abbas dan Vicki Presetyo? Semoga Tuhan memberkati.
Tapi seperti halnya Tuhan, Dia gak mungkin ngasih duit langsung ke gue dengan tangan dia, gak mungkin! Tuhan ngasih rezeki buat gue ya lewat perantara. Peran itu lah yang juga dilakukan oleh Pandji, Rene dan Edward. Bersyukur hati gue masih terbuka untuk menerima hadirnya sosok muda bernama Anies Baswedan yang dibawa tiga orang tadi. Pertama kali dengar Anies Baswedan memang dari Pandji. Pandji adalah panutan gue dalam berkarya. Tapi opini gue gak murahan, gak bisa seenaknya diubah sama siapapun (termasuk Pandji). Apalagi hak pilih gue.
Saat gue mengenal Anies Baswedan, kejadiannya sama kayak waktu gue tau kalo gebetan gue yang udah punya pacar tiba-tiba putus. Gue senang? Jelas. Tapi gue gak langsung percaya, gue harus mastiin dulu kebenarannya. Saat tau Anies Baswedan dari Pandji, gue senang, ternyata masih ada orang baik yang mau turun tangan, tapi gue gak langsung percaya. Bersyukur gue mulai menghilangkan salah satu kebiasaan buruk gue: malas nyari info. Makanya gue cari tau siapa itu Anies Baswedan di twitter, website pribadi, wikipedia, relawan pendukung dan berita-berita terkait beliau.
Ternyata track recordnya bagus. Dia orang baik! Gak punya masalah terkait penculikan aktivis di masa lalu, bencana lumpur-lumpuran yang gak abis-abis, dia juga gak punya televisi sendiri untuk mengiklankan diri seenaknya, dia gak berbulu dada dan suka begadang, dia bukan keteruanan sang proklamator, Dia hanyalah rektor Universitas Paramadina (dan menjadikannya rektor termuda sepanjang sejarah Indonesia), dia hanya orang yang menggerakkan para serjana terbaik negeri untuk mengajar ke pelosok-pelokos Indonesia melalui gerakan Indonesia Mengajar, dia hanya termasuk ke dalam 500 muslim berpengaruh di dunia, 100 tokoh intelektual dunia dan 20 tokoh dunia pembawa perubahan. Dan yang terpenting adalah dia punya keinginan untuk melunasi janji kemerdekaan. Kalo lupa sama janji kemerdekaan apa saja, silakan lihat di Pembukaan UUD 1945. Oh iya ya kan udah gak ikut upacara bendera lagi.
Baru kali ini gue melihat sosok calon presiden yang memberikan gue rasa optimis akan perubahan. Gue merasa Mas Anies itu sosok yang berbeda, dari cara beliau berkampanye (lewat gerakan turun tangan)
Bahkan saat gue liat cara beliau berbicara, hati gue seakan bilang “Nah ini nih yang kita cari! Ini dia orangnya!”
Apalagi saat beliau di Mata Najwa. Dan sekedar informasi, gue ini jarang-jarang kagum sama tokoh yang terjun ke dunia politik. Gue rasa ini saatnya gue berhenti berlaku apatis sama politik. Kalo gue gak mau orang jahat yang ngatur negeri ini, maka saat ada orang baik mau turun tangan ya gue jangan diam aja, harus gue dukung! Maka inilah yang gue lakukan, mendukung dan mengenalkan Anies Baswedan.
Tapi percuma sih kalo lo masih memilih untuk golput.
Kapan mau ada perubahan kalau kita terus-terusan apatis?
0 Komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.