(Postingan ini dibuat untuk keperluan kompetisi blog, jadi sebaiknya cari yang lain, haha)
Setiap orang punya hal menyebalkan dalam hidupnya yang berbeda-beda. Tapi gue rasa untuk hal yang satu ini, kita akan sepakat menyebutnya sebagai hal yang menyebalkan. Yaitu ketika paket internet habis. Apalagi kalo momen itu terjadi ketika kita lagi ngerjain tugas, browsing, ngeblog, buka youtube atau twitter-an. Kekesalan akan keluar dalam kalimat “Ah! Kenapa harus sekarang sih?!”. Gue pernah ngalamin hal itu dan parahnya lagi, gue gak sempat beli paket baru. Akhirnya sepanjang hari itu gue lalui tanpa koneksi internet. Praktis gue hanya memanfaatkan sms dan telpon untuk berkomunikasi.
Hari
itu mata gue terasa lebih fresh,
karena gak terlalu sering merunduk melihat layar handphone. Teman lawan bicara
gue pun merasa lebih dihargai karena saat kita ngobrol, fokus gue tertuju sama
apa yang kita obrolkan, bukan sama mention twitter atau recent updates BBM. Gue
pun merasa lebih produktif dalam memanfaatkan waktu luang, gue bisa baca buku
yang selama ini waktunya habis untuk membaca timeline twitter. Kelihatannya banyak ya hal postif yang gue dapat
dari hilangnya koneksi internet. Tapi sebenarnya gue merasakan ada yang kurang. Gue jadi kehilangan informasi yang biasanya rutin gue akses. Komunikasi menjadi
kurang lancar, sms dan telpon gak bisa jadi andalan bagi gue yang kuliah jauh dari rumah. Karena gue jadi gak bisa video call sama adik gue yang umurnya belum genap 1 tahun, juga sama ayah gue yang kerja di luar pulau. Surat-surat penting gak bisa gue baca, karena semuanya dikirim lewat e-mail. Ditambah lagi komunitas/organisasi yang gue ikuti memanfaatkan chatting untuk saling berkabar.
www.skycaster.com |
Pada
kenyataanya gue gak bisa menyalahkan internet begitu saja, karena kehadirannya
yang membuat hari gue jadi tidak produktif dan minus gue nambah. Hidup itu selalu tentang pilihan, begitu juga
dalam pemakaian internet. Mau memakai internet untuk kesenangan atau untuk
kebutuhan? Atau keduanya? Itu pilihan. Kemajuan zaman memang telah membuat
segalanya serba instan, itu gak bisa kitu tolak. Tugas kita adalah
memfilternya. Kalo sekiranya ber-impact
positif, ya ambil. Jangan sampai teknologi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat, seperti yang banyak orang bilang. Harusnya yang jauh menjadi dekat,
yang dekat ya makin dekat.
Sebenarnya kehadiran internet adalah peluang bagi kita, sebagai individu maupun sebagai bangsa Indonesia. Dulu, yang bisa mendapatkan pendidikan mapan itu hanya anak-anak kaya dari kota. Sekarang anak-anak yang tinggal di Desa pun bisa mendapatkannya dengan bermodalkan internet. Mereka bisa menambah wawasan mereka, belajar apa saja yang mereka sukai, mengikuti bimbel atau les privat secara online, mengikuti perkembangan dunia, hingga memasarkan karya mereka sendiri. Mungkin beberapa orang akan pesimis mendengarnya dan bilang "Lah kan tidak semua orang bisa mengakses internet!". Betul, tapi berapa orang sih yang gak punya handphone? Gue pernah naik becak dan Abang tukang becaknya itu punya handphone lho. Teman-teman gue di Desa pun sekarang banyak yang punya akun Facebook. Masa buka Facebook aja bisa, kenapa baca sesuatu yang bisa menamambah wawasan kita gak bisa.
lerablog.org |
Orang yang pesimis bukannya mencari jalan keluar malah akan menghadirkan masalah dengan bilang "Percuma aja punya handphone kalo gak ada jaringan internet". Sekarang gue tanya, "Dulu waktu pertama kali punya hp, operator apa yang dipakai?" kita akan sepakat menjawab "Telkomsel". Jaringan Telkomsel itu telah tersebar di seluruh Indonesia. Akan jarang rasanya mengalami momen ketika lo masuk sebuah daerah terpencil dan handphone lo kehilangan sinyal. Bahkan postingan ini saja gue tulis saat gue berada di kampung gue, Desa Nagarawangi-Rancakalong, sebuah daerah yang lumayan jauh dari pusat Kabupaten Sumedang. Indonesia akan menjadi Negera yang hebat, jika orang-orangnya pun hebat. Dengan internet, antar-daerah bahkan antar-negara itu seakan tidak ada batasnya. Seniman di daerah bisa mempublikasikan karyanya lebih luas lagi, pengusaha di Desa bisa memasarkan produknya ke luar negeri, pelajar di Indonesia bisa mengetahui apa yang pelajar Amerika lakukan dan bersaing dengan mereka.
Jika saja semua orang Indonesia menggenggam internet dan mau memanfaatkannya untuk hal positif, Indonesia Hebat bukan lagi sebuah harapan, tapi kenyataan!
0 Komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.