Sabtu, 08 Maret 2014

Dibalik Debat Capres Partai Demokrat - Bogor

Hari Minggu, 2 Maret 2014 adalah kali pertama gue berkesempatan untuk datang langsung pada debat capres Partai Demokrat yang diadakan di Puri Begawan, Bogor. Setelah pada konvensi-konvensi sebelumnya gue hanya melihatnya dalam bentuk video, itu pun sebatas jalannya debat. Tetapi ketika gue datang menyaksikan langsung, yang gue lihat bukan hanya jalannya debat tapi semua yang terjadi dibalik debat. Dan itulah yang akan gue ceritakan di postingan kali ini.

Cristiano Ronaldo pun ikut berkampanye.
Begitu memasuki Kota Bogor, gue dan teman-teman relawan Depok disambut dengan berbagai spanduk dari para peserta konvensi di sepanjang jalan menuju Puri Begawan. Sakit mata gue melihat spanduk yang sama dengan jumlah banyak dan berjarak hanya 3 meter antar-spanduknya. Entah apa pesan yang ingin disampaikan. Tapi begini ya Pak Capres..

Ukuran dan banyaknya spanduk yang anda pasang, tidak akan memperbesar peluang anda terpilih. Karena yang akan kami pilih adalah Pemimpin, bukan Perusak Pohon. 

Hanya dua orang peserta konvensi yang tidak terlihat satu pun spanduk dirinya yang terpasang, Pramono Edhie dan Anies Baswedan. Tepuk tangan untuk mereka dong!


Sampai di depan gedung Puri Begawan, tempat berlangsungnya debat capres partai demokrat (yang memiliki warna dominan biru), tapi saat itu yang terlihat adalah orang-orang dengan kaos warna merah lebih dari 100 orang. Apakah itu kader PDIP yang salah tempat? Bukan, ternyata mereka adalah para Relawan Turun Tangan-nya Anies Baswedan!

Ada 11 orang capres yang mengikuti konvensi PD. Dan semuanya memiliki pendukungnya sendiri yang juga ikut hadir disana, yang membedakan antar-pendukung adalah kaos, atribut yang dibawa, yel-yel, semangat, antusias, umur dan background pendukung dan tujuan mendukung. Berbeda dengan pendukung capres lain yang memakai kaos berwarna putih-biru, warna merah-putih mendominasi kaos yang dipakai relawan turun tangan. Tidak menghargai Partai Demokrat sebagai penyelenggara konvensi? Nggak lah, orang gak ada aturannya. Ini hanya membuktikan kalo kita punya pilihan, kita memilih merah karena mencerminkan keberanian dan semangat kita.

Kita tidak datang dengan tangan kosong, ada macam-macam atribut yang kita bawa, yang sengaja dibuat untuk meramaikan jalannya debat dan dengan biaya dari kantong celana kita sendiri. Mungkin anda juga bertanya "Apakah pendukung capres lain melakukan hal yang sama?" Gue jawab dengan senyuman dulu deh ya, hehehe kaos aja ada yang baru dibagikan sesaat sebulum debat dimulai. hehehe (senyum lagi)


Selagi menunggu para peserta debat dan presiden datang, sambil berdiri di pinggir jalan dan memegang atribut, kita sesekali memamerkan yel-yel bikinan kita. Agak jauh dari tempat kita berdiri, ada beberapa pendukung capres lain yang lagi duduk dan menyender. Saat itu gue mencoba menerjemahkan raut muka mereka saat melihat antusias relawan turun tangan. Mungkin mereka heran terhadap kita "Ini yang kaos merah kok semangat amat ya, bayarannya gede kali ya". Beberapa dari mereka ada yang mengendong bayinya, seorang teman relawan menebak perkataan ibu tersebut pada bayinya: "Nak, kamu jangan nangis ya, karena kalo kita gak dateng kesini kamu gak akan bisa minum susu". Kurang lebih begitu.

Begitu Mas Anies Baswedan datang, kita sambut dan antarkan beliau memasuki gedung dengan teriakan "Kita relawan! Bukan bayaran!", berulang-ulang.


Pundukung lain juga tidak kalah rame menyambut capres pilihannya, walaupun hanya dengan teriakan dan tepuk tangan. Padahal kalo pun mau memakai tagline milik kita juga boleh-boleh aja sih, tapi sedikit diubah jadi "Kita bayaran! Bukan relawan!". Begitu.


Ketika debat akan segera dimulai, ternyata gak semua yang datang diperbolehkan masuk melihat langsung jalannya debat. Beberapa dari kita hanya bisa menonton melalui televisi yang disediakan, itu pun tidak ada suranya. Jadi ketika Pak SBY memberikan sambutan, kita menerka-nerka perkataan beliau melalui gerak mulutnya, alhasil ketika beliau mengatakan 'Untuk kita semuanya!" kita mengira beliau bilang "Buset ada buaya!". Tapi walaupun begitu, kita tetap berada dalam gedung dan mencari cara untuk bisa mengikuti jalannya debat. Mulai dari menelpon relawan yang ada di dalam dan me-loudspeaker-kan handphone-nya biar terdengar suara tiap capres, sampai ada yang mengajak iuran untuk membeli TV Phone murah. Saat itu kita hanya meilhat satu-dua pendukung capres lain, sisanya tersebar di warung-warung sekitar Puri Begawan, tapi kaos yang baru mereka terima tidak dilepas. Karena mungkin ada tugas mereka satu lagi sebelum mendapat bayaran: mengantar capres yang didukungnya meninggalkan gedung.

Setelah beberapa lama debat dimulai, akhirnya kita bisa bergantian masuk ke dalam ruangan debat. Di dalam, suasananya rame sekali. Tiap pendukung mempunyai jatah tempat duduk yang sama, tapi di bagian belakang yang tidak ber-tempat duduk, seperti biasa dipenuhi gerombolan berkaos merah.


Setiap Mas Anies selesai berbicara, teriakan dan tepuk tangan selalu kita lakukan. Hal yang sama tidak dialami oleh peserta konvensi lain. Mungkin SBY dan Bu Ani yang hadir di sana juga bergumam "Ini pendukungnya Anies banyak banget!". Untuk tahu jalannya debat, tinggal klik di sini. Beberapa capres mengaku kagum terhadap kebijakan pemerintah SBY dan akan meneruskannya jika terpilih nanti. Bahkan Dahlah Iskan diakhir pembicaraannya berkata "Lanjutkan!" Gue tidak yakin hal itu tetap akan mereka lakukan jika SBY tidak hadir di debat capres hari itu. Anies Baswedan saat itu dipercaya untuk mengakhir debat dengan closing statement. Gue rasa ini bukan kali pertama Mas Anies menutup suatau acara, di Mata Najwa dan mungkin di debat-debat sebelumnya juga pernah atau bahkan selalu. Karena apa yang beliau ucapkan memang selalu begitu luar biasa. Mas Anies juga mengingatkan SBY bahwa saat Pak SBY menjadi capres yang menjadi moderator debatnya adalah Anies Baswedan (yang sekarang menjadi capres).

Melihat pendukung capres lain, sebenarnya kita iri. Begitu break mereka mendapat konsumsi nasi kotak. Tapi kita relawan bukan bayaran, makanya kita rela bayar semuanya sendiri, termasuk untuk makan.

Karena hadirnya kita ke konvensi adalah untuk mendukung Anies Baswedan, bukan untuk mendapatkan uang jajan.

Begitu debat selesai, ketika pendukung capres lain meninggalkan ruang debat, kita menghampiri Anies Baswedan sambil menyanyikan yel-yel hingga ke pintu utama, karena semua peserta konvensi akan rapat tertutup dengan SBY.


Kira-kira 30 menit menunggu, akhirnya satu persatu capres keluar dan meninggalkan Puri Begawan, tiap capres yang lewat kita sapa dengan hormat, bahkan ketika Pak Gita lewat dengan kompak dan senyum kita bilang "Dukung Mas Anies ya Pak". Gue menduga yang ada dalam hatinya Pak Gita saat itu "Pala lu!". Dan akhirnya Mas Anies Baswedan pun keluar, tapi beliau tidak bisa langsung meninggalkan tempat begitu saja, karena disambut hampir seratus relawan dan beberapa wartawan. Beliau pun menjawab beberapa pertanyaan wartawan dan memberikan wejangan buat para relawan dengan diakhiri ajakan untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri. Entah kapan lagu itu terakhir kali gue nyanyikan, yang jelas saat itu mata gue berkaca-kaca. Hingga saat Pak SBY meninggalkan Puri Begawan, lagu itu masih kita nyanyikan.


Sekitar pukul 20.30, kita meninggalkan Puri Begawan. Beberapa relawan tidak langsung pulang ke rumah masing-masing, tapi kita makan malam dulu bersama Mas Anies.

Beruntung banget yang duduk satu meja.
Setelah makan, kita membacakan janji relawan turun tangan dan ada beberapa relawan yang memberikan kesan dari kegiatan kita hari itu, diantaranya relawan asal Aceh dan Papua yang sengaja datang ke Bogor untuk mendukung Mas Anies. Keren!

Lalu, karena mengejar jadwal pesawat, relawan asal Papua itu pamit untuk pulang dan menyalami kita satu per satu, kita semua melepasnya dengan menyanyikan lagu Tanah Air. Kali ini mata gue lebih dari sekedar berkaca-kaca.


Yang menarik pada saat itu adalah Mas Anies Baswedan membahas hal yang tidak biasa, yaitu soal cinta. Iya, cinta. Intinya, menurut Mas Anies ada yang salah ketika seseorang mengatakan "I Love You Full". Mendengar penjelasannya gue ketawa lepas, bisa-bisanya Mas Anies ngomongin itu. hahaha. Nanti akan jadi sebuah sejarah, ada presiden RI yang bikin gue ngakak karena pembahasannya tentang cinta. 

Gue ketawa ngikik sambil tepuk tangan.
Mau tau apa yang Anies Baswedan katakan? Rahasia~ Ini khusus untuk relawan turun tangan. Makanya, Yuk ikut turun tangan!



Berita terkait:
Republika - Relawan Anies Baswedan Meriahkan Konvensi Partai Demokrat

Video terkait:

0 Komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.