Akhir-akhir ini gue dibanggakan dengan kelakuan orang-orang yang baru saja akan menjadi mahasiswa. Di twitter, mereka terlihat begitu antusias. Begitu aktif bertanya tentang kampusnya, mulai dari persyaratan yang harus disiapkan, fasilitas apa aja yang tersedia, sampe ada yang minta follback akunnya.
Menyedihkan.
Naluri “pengennya disuapin” begitu kental. Hal-hal sepele yang bahkan sebenernya udah dibahas mereka tanyakan. Mereka nggak tau kalo sebenernya “nyari makan dan nyuapin sendiri” itu bisa lebih enak.
Gue seneng ngeliat mereka merasa bangga dengan kampus barunya. Yaitu ketika gue liat nama kampusnya ada di bio twitternya. Nama-nama kayak ITB, UGM, UI, IPB berhasil menambah sedikit kekerenan akun mereka. Entah mereka ingin menujukan kebanggaannya atau hanya itu saja pencapainnya?
Permulaan emang bikin semangat. Masih ingat waktu pertama kali masuk sekolah? Semuanya disiapkan se-perfect mungkin kan? Seragam baru, tas baru, sepatu baru, buku baru buktinya.
Makin berjalan, apa semangatnya masih sama? Apakah pergi sekolah masih sepagi waktu hari pertama? Apakah pensil yang lo pake selalu sepanjang hari pertama? Apakah seragam lo selalu seputih hari pertama?
Jujur, gue selama sekolah cuma punya tempat pensil beberapa minggu pertama doang. Kesananya gue naruh alat tulis asal masuk tas gitu aja.
Antusiasme di awal begitu luar biasa efeknya. Lantas beberapa orang menganjurkan untuk menganggap setiap hari adalah hari pertama. Manjur sih, tapi bosan! Kita nggak dapet makna “Ngapain gue di dunia?”, semangat tiap hari tanpa tau apa yang mau lo kasih selama hidup lo.
Lalu gue kepikiran, gimana kalo gue anggap setiap hari adalah hari terakhir di hidup gue. Gue anggap gue akan mati setelah matahari terbenam. Mungkin selama matahari bersinar di hari itu, gue bakal ngelakuin apapun semaksimal yang gue bisa. Karena gue pengen sebelum mati, gue bisa meninggalkan karya. Layaknya gajah ninggalin gadingnya.
Jadi, mending nganggap setiap hari itu hari pertama atau hari terakhir? Lo cobain aja deh!
0 Komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.