Kamis, 26 Desember 2013

Ujug-ujug ke Ujung Genteng

Ceritanya lagi buka folder-folder di Windows Explorer (saya gak akan memplesetkan itu dengan sebuah acara untuk anak yang menampilkan anak perempaun [sodaranya Diego] yang sering berada di Hutan) ya kalian pasti tau itu. Lalu tiba-tiba nemu folder bernama “Ujung Genteng” tepat disebelah folder bernama “Jangan dibuka!”.

Isi folder itu memuat foto-foto yang diambil pada September 2013 di sebuah pantai di ujung Sukabumi: Ujung Genteng!

Saat masa tranisisi (dari IPB ke Gunadarma) yang kebanyakan waktu saya gunakan hanya untuk membaca buku, menonton film dan mengintip orang mandi, seorang temen bernama Hilmi Salim tiba-tiba mengajak saya ke rumahnya di Sukabumi sekaligus maen-maen ke Pantai Ujung Genteng. Kampretnya, rencana berangkatnya hanya sehari setelah dia ngajak saya ikut. Terinspirasi dari film “Yes Man” yang meng-iya-kan setiap kesempatan yang ada, saya juga menjawab ajakan itu dengan bilang.. “Enya”, karena kita orang Sunda.


Berangkatlah 4 orang mahasiswa dan 1 orang calon mantan mahasiswa IPB dari Dramaga, Bogor menuju Sukabumi kota sore hari. Jarak ±80km ditempuh sekitar 2 jam. 


Menginap semalam di rumah Hilmi, besok paginya lanjut ke Ujung Genteng. Jarak ±130km ditempuh sekitar 4 jam.
Apa kalian pikir kita capek? Ya, eh Nggak! Nggak, setelah apa yang kita lihat..
Seperti biasa, kita pun melakukan sebuah ritual yang (kayaknya) wajib untuk dilakukan, FOTO-FOTO!
Juan terlihat kalem.
Hilmi terlihat seneng.
Halimanto terlihat mensyukuri.
Agist terlihat antusias.
Saya terlihat kurang sehat.
Banyak banget hal seru yang bisa dilakuin saat berada di Pantai. Tapi saya bakal berbagi kegiatan yang nggak hanya seru tapi juga ada value yang biasa kalian dapet, nggak cuman bermain tapi juga belajar. Ya, moto Taman Kanak-kanak itu selalu saya pegang. Ini dia kegiatan-kegiatannya:

1. Ngubur Temen
Kegiatan ini mengajarkan kamu keberanian, berani ngubur temen sendiri. Tapi kepalanya jangan dikubur ya, bukan apa-apa, takut gak kelian pas difoto. Selain itu juga kamu dituntut untuk kreatif. Bagaimana caranya supaya pasir yang menutupi badan temen kita itu menyerupai bentuk tubuhnya. Kayak gini..
Tapi perlu diingat, proses penguburannya harus dilakukan dengan serius, seolah-olah kamu adalah tukang jagal. Karena jika tidak, kejadian manis ini akan terjadi..
Dialog: "Kalo ini mau kamu, aku rela kok kamu kubur. Demi cinta kita"

2. Balas Dikubur Temen
Kegiatan ini mengajarkan kamu tentang penegakkan keadilan dan mengingatkan kalo karma itu ada. Ternyata karma itu lebih kejam. Buktinya saya digilir gini..
Sakit.

3. Belajar Berenang
Ini cocok buat kamu yang belum bisa berenang. Atau bisa juga untuk pencitraan biar keliatan jago renang (tapi gagal) kayak dia..

4. Pamer Skill
Buat kamu yang pernah ikut bela diri, background pantai dan langit yang keren bisa kamu jadikan sebagai ajang unjuk kebolehan. Seorang anggota aktif dan seorang mantan anggota Tarung Derajat ini mencontohkannya dengan... biasa aja.

5. Bikin figure dengan pasir
Kegiatan ini melatih kreatifitas. Perlu keseriusan tingkat tinggi untuk melakukannya. Untungnya kita berhasil membuatnya..
Nggak cukup sampe disana. Selanjutnya adalah giliran imajinasi yang bermain. Seperti ini..

6. Nulis Nama di Pasir
Sumpah! Ini bukan ide saya. Ngapain bikin nama pacar di pasir? Nggak ada value-nya! Pacar itu disayangi bukan ditulis di pasir! Intinya saya dipaksa buat masukin kegiatan bodoh ini. Tuh liat aja foto-fotonya yang jelek!
Hilmi Salim menulis nama pacarnya: Fanny.
Halimanto menulis nama pacarnya: Putri.
Awalnya saya gak mau ikut-ikutan hal bodoh itu. Tapi dipaksa. Yaudah..
Rifaldi Fath menulis kata awewe yang artinya cewek.
Lalu saya diprotes, “Yang bener lah, tulis seorang cewek yang lagi lo pikirin!”. Sialan, serba salah kan. Yaudah..
So what?
Itu aja kegiatan yang bisa saya share ke kalian. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu ‘alaikum.


*Eh, bentar dulu deh! Mending liat dulu foto-foto dibawah ini..
Itu penginapan yang kita tempati selama 2 hari.
Itu motor. Jumlahnya ada 3.
Kebanyakan jalan yang ditempuh adalah kebun teh.
Makanya sering berenti dulu.
Nah sekarang baru selesai. Terima kasih, udah baca sampai tanda seru ini (!)

2 komentar:

  1. keren-keren fal tulisannya. bikin yang baca gak bosen teruskan.GOOD JOB

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca tulisan yg dulu2 mah sok jijik de, alay. Tapi alay adalah proses, haha. Nuhun!

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.