Kesehatannya terganggu, dia sering sakit-sakitan, sekolahnya jadi terganggu. Kadang dia sehat dan bisa sekolah, tiba-tiba sakit lagi lama. Udah dibawa ke dokter berkali-kali tapi tetep aja gak sembuh. Ingatannya jadi kurang baik. Sempet saya dan sama temen saya (rohman) lewat ke depan rumahnya. Pas dia lagi duduk sma keluarga dan temennya.
Temen Nika : Nika, coba liat itu siapa? (sambil nunjuk ke arah saya)
Nika : Euu.. Rohman (ngomongnya terbata-bata dan matanya berkaca-kaca)
Temen Nika : Kalo itu? (nunjuk ke arah Rohman)
Nika : i..iiii..faaaaal...
Kebalik.
Saya cuek, gak merhatiin keadaan dia. Yang jelas-jelas seperti itu. Saya malah ngajak roman cepet-cepet pulang, bukannya nyamperin. Tegaaa, rifaldi!
itulah : "penyesalan ke empat saya"
"saya emang tolol, tapi jujur saya sayang banget sama kamu nik!"
Hari demi hari dia jalani dengan keadaan seperti itu.
Dan Allah maha mengetahui, Allah telah mengatur hidup kita. Beliau lah yang menentukan semuanya.
Allah tidak memberikan saya kesempatan atau mungkin saya yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama dengan nika. Untuk membuat hidupnya berarti. Karena Allah telah memanggilnya lebih cepat. Sebelum saya memberikan hal terbaik untuk hidupnya. Dia pergi untuk selamanya menghadap Sang Khalik.
Dia meninggal di RSHS Bandung, dan ketika jenazahnya tiba di rumah duka. Saya hanya tersudut kaku di jendela sambil meneteskan air mata yang tak henti melihat kedatangan almarhumah. Tanpa datang kerumahnya yang jaraknya hanya 10meter dari pagar rumah saya. Bahkan saya gak ikut pada saat pemakamannya.
Sungguh Biadab, rifaldi!
.
itu merupakan : "penyesalan ke lima saya"
dan penyesalan saya yang paling besar adalah : Di sisa hidupnya saya ga bisa ngasih dia kebahagiaan"
batu nisan emang udah misahin cinta kita. Tapi rasa itu akan selalu tertanam dalam hati tanpa jangka waktu"
0 Komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan baca sampai kalimat ini. Silahkan kembali lagi jika berkenan.